Check out the Latest Articles:

Wednesday, September 26, 2012

Pada review yang terdahulu, kesan saya pada Afterlife cukup buruk. Salah satu alasannya adalah alur cerita yang tak saya mengerti. Tapi saya justru menikmati nonton sekuel ini. Apa yang saya sukai dari Resident Evil: Retribution adalah ulasan cerita terdahulu di awal film. Ini sangat berguna bagi penonton seperti saya yang cenderung tak ingat bagaimana kisah sekuel sebelumnya. Dari sini, sebagai penonton non-fanatic serial Resident Evil saya merasa si pembuat film juga ingin audiens yang belum pernah menonton sekuel sebelumnya untuk bisa mengerti dan ikut menikmati film ini. Saat menonton film arahan Paul W.S. Anderson ini, mata saya dimanjakan oleh gambar-gambar real dengan nuansa warna dan bayangan ala game. Padahal, audiens tentu sudah tahu bahwa film ini dimainkan oleh aktor, bukan 3D model. Dibanding dengan 3D model yang dibuat semirip mungkin dengan makhluk asli, jujur bagi saya lebih enjoyable memandang aktor asli yang dibuat seolah 3D model. Alur perjalanan Alice untuk membebaskan diri dari markas Umbrella Corp ini cukup menegangkan. Setting yang bervariasi (seperti setting suburban) mengobati mata yang lelah melihat monster-monster dan interior futuristik, juga membuat alurnya jadi lebih tak terduga. Menonton film ini membawa saya ke dunia gamenya yang seru, dan Paul W.S. Anderson telah membuat saya ingin mencoba memainkan versi game dari film ini.

Wednesday, October 27, 2010


Retired, Extremely Dangerous.

Sejak pertama kali melihat trailernya, film ini sudah menarik hati. A must see. Biar belakangan ini sulit meninggalkan pekerjaan, tapi demi aksi aktor-aktor favorit direlakanlah dua jam waktu untuk sekedar ke bioskop.
Dan, ya, sama sekali tidak ada penyesalan. Actionnya mantap, ceritanya ringan, kocak, tapi tidak pernah lepas dari judul yang juga menjadi konsep utama film ini, Retired - Extremely Dangerous.

------------------------------------------------------------------
Spoiler alert
Sayang sekali kemunculan Morgan Freeman tidak sebanyak yang lainnya, dan di tengah film tertembak. Tapi banyak dugaan bahwa RED akan dibuat sequel dan karakter Joe yang diperankan Morgan Freeman ternyata masih hidup. Secara, Morgan Freeman adalah aktor yang cukup menarik penonton untuk nonton film ini.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akting tetua-tetua Hollywood ini terbilang hebat. Bruce Willis dan Morgan Freeman, jangan ditanya. Helen Mirren yang berusia 60-an masih terlihat seksi tanpa menutupi usianya.

Jangan berharap menyaksikan action flick yang berat, cerita RED benar-benar ringan dan menghibur. Efek-efeknya juga biasa aja. Aktor-aktor dan komedi-komedinya menjadi keunggulan utama film ini.

A must see. Fully entertaining. Kalau penasaran pingin lihat opa-opa dan oma-oma main film action, inilah saatnya nonton RED.

SE
image: www.imdb.com


Thursday, October 14, 2010

Jujur, Resident Evil bersaudara (berseri) bukan favorit saya. Empat seri film ini telah tertonton, tapi maksud dan tujuan ceritanya tak kunjung jelas.

Okay, 'kaget-kagetan'nya mantap, Milla Jovovich keren, gambar-gambarnya cantik. Lumayan menghibur. Sayang sekali, cuma Milla Jovovich dan zombie-zombienya saja yang memorable. Selebihnya? Gue cuma inget gue terkaget-kaget ditemani pria tampan di samping kiri gue.
Ada satu monster sejenis tukang jagal di film ini, yang kemunculannya cukup menjijikkan, tidak jelas, dan tidak penting. Well, saya sih nggak main gamenya, jadi mungkin tidak
mengerti - anggaplah begitu, semoga hanya saya seorang yang beranggapan seperti itu. (Secara, proses pembuatan monster tersebut pasti tidak mudah).
Cukup sudah nonton Resident Evil dari satu sampai empat. Dari sekuel ke sekuel saya mengharapkan tayangan yang lebih menarik dan lebih penting, tapi hingga sekarang tak kunjung saya dapatkan. Jadi, cukup sampai di sini untuk Resident Evil.

SE
image: www.imdb.com




Rating:

Tuesday, October 12, 2010

" ... Because the one thing I learned in jail is that money is not the prime asset in life. Time is. "

- Gordon Gekko -



" The mother of all evil is speculation. "
- Gordon Gekko -



" Stop telling lies about me and I'll stop telling the truth about you. "
- Gordon Gekko -



" Every thief has an excuse. "
- Jacob Moore -


Masih dari sutradara yang sama dengan Wall Street pertama yang tayang di tahun 1987, Oliver Stone. Jujur, pada mulanya film ini terlihat kurang menarik buat kami. Setelah coba menonton, melirik satu sama lain dan mengangguk-anggukkan kepala adalah apa yang kami lakukan.

Film ini kaya akan kata-kata yang berani, blak-blakan, dan.... Yah... Bagus.
Ada satu istilah yang menjadi favorit kami: "NINJA generation". No Income No Job or Asset generation. Selain NINJA, Wall Street banyak memberi kami stok kalimat-kalimat jenius yang bisa Anda baca di sini.
Buat Anda yang memandang kualitas film dari special effect dan actionnya, Wall Street bukan film yang tepat. Tapi untuk penggila dialog-dialog pintar dan tata artistik yang menyejukkan mata, Wall Street adalah film wajib tonton.

image: www.imdb.com


Rating:

Seperti yang pada umumnya terpikirkan, posting pertama dalam sebuah blog adalah perkenalan. Dan perkenalkan kami, masyarakat biasa kota Jakarta yang juga penikmat film, namun bukan pakar dunia perfilman.

www.inmagine.com


AFTER THE MOVIE

Mungkin seperti Anda yang juga penikmat film, kami menikmati momen "after the movie". Momen "after the movie" ini adalah saat di mana film baru selesai dan penonton berhamburan keluar dari ruang teater. Sebagian menyerbu toilet, setelah kurang lebih dua jam duduk menahan pee dan poo. Sebagian langsung pulang. Sebagian jalan-jalan. Sebagian... Yah, apapun yang dilakukan, biasanya sambil membahas film yang baru ditonton. Inilah yang dimaksud dengan "after the movie" moment.

Rasanya momen "after the movie" makin seru kalau makin banyak opini. Oleh karena itu, dibuatlah blog ini. Dimulai dari opini dari kami, lalu (jujur) kami mengharapkan comment yang banyak dari pembaca. Semakin banyak opini yang masuk, dan pendapat yang dibaca, semakin seru momen "after the movie".

LEBIH BAIK MINTA MAAF DI AWAL

Seperti tertulis di atas, sekali lagi, kami bukan pakar dunia perfilman. Kami juga bukan kritikus film profesional. Tapi kami orang terpenting di dunia perfilman, yaitu penonton.
Besar kemungkinan kami akan membuat opini-opini yang mungkin menurut Anda kurang berbobot, yang subyektif, yang nggak enak dibaca, yang... you name it. Mohon maaf apabila tulisan kami melukai mata dan hati Anda. Maklum, kami cuma penonton biasa. Cuma ingin bertukar pendapat, enggak ada niatan jelek.


WHY MUKHLIS PAENI?

Buat yang sering nonton film di bioskop, pasti familiar dengan nama ketua Lembaga Sensor Film ini. Dulu Titie Said, sekarang Mukhlis Paeni. Kalau nonton di bioskop 21, selama Anda nonton di Indonesia, ada tanda tangan Mukhlis Paeni. (Kurang tahu bagaimana dengan di Blitz Megaplex).

Nama dan tanda tangan Mukhlis Paeni menjadi indikator kuat bahwa Anda sedang nonton film di bioskop Indonesia - selain subtitles tentunya.
Blog ini dibuat untuk penikmat film yang nonton film di bioskop Indonesia. Oleh karena alasan itu, rasanya pas kalau kami meminjam nama bapak Mukhlis Paeni (tanpa ijin, maaf). Sebagai memori juga, bahwa kami menonton dan mereview film di masa jabatan Bapak Mukhlis Paeni.


PINJAM IMAGE, PINJAM INI, PINJAM ITU

Blog no budget ini adalah murni proyek iseng. Sebisa mungkin kami akan menampilkan gambar-gambar yang gratis. Bila diambil dari website lain, sebisa mungkin kami sebut sumbernya. Ini usaha kami untuk tetap bersikap sopan selama berpetualang di dunia internet. Doakan saja, suatu hari mukhlispaeni.blogspot.com bisa beli image resmi dari sumbernya buat iseng-iseng dipajang di blog.
(Paragraf di atas tidak hanya ditujukan untuk gambar, tapi media apapun yang kami comot dan tempel di sini).

Itu tadi perkenalan dari kami. Silakan post comment di bawah, perkenalkan diri Anda, mari berteman, nongkrong bersama sambil membahas film-film yang diputar di Indonesia. Salam.